2018-02-13

Insan Kamil

Kitab Barencong 
  1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu taraki nantinya jadi yang awal sekali.
  2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia lobang yang dinamakan mekar dan kuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.
  3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, sempat diakhirat atau diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi maksudnya adalah keluarnya perkataan kita.
  4. Arsyullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala dan di dada kita
  5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan jantung
  6. Lauh mazhfud / lauh kalam artinya lauh tempat mazhfut dijaga pada hakikatnya adalah sifat-sifat zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang dimaksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahmakanlah)
  7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat, pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap pertimbangan hidup kita yang berada di panca indra.
Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang berdiri diatas zat atau yang bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya sampai kalam.

Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan Alif Mutakalimun Wahid. Artinya yang berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunyai rupa yang sejati, dan tempatnya berada didalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang disebut zikir batin yang sesungguhnya dan yang sebenarnya serta azali dan qadim dan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak boleh tahu apapun yang keluar itu: semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang disebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia sendiri inilah puncak segala puncak ilmu dan amal ma’rifat. Dan inilah zikir yang senantiasa dan tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah berkata: apabila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukumnya diriku itu murtad. 

Demikianlah adanya kepada kita ini semuanya, bila lupa berarti belum sempurna ilmnya. Dengan adanya keterangan ini itulah apa adanya dapat hamba sampaikan semoga Allah meridhoinya amin ya robbal alamin. (Selanjutnya - Tentang Nafsu)

File pdf:

https://googledrive.com/host/0B6BIN5otUZK0Tlc2QkZISVlFckU  
https://googledrive.com/host/0B6BIN5otUZK0LXVJSDMyYlZKdGs

KOMENTAR