2025-03-27

Kisah Kewalian Al Habib Ja’far Bin Muhammad Al Kaff Sang Wali Majdub Semarang


Nama beliau adalah Habib Ja’far Bin Muhammad bin Hamid bin Umar Alkaff dari Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.


Beliau adalah seorang wali Allah yang besar. Maqamnya adalah Majdub.


Beliau seorang wali Allah yang khoriqul adah. Kebiasaannya membuang fulus kelaut puluhan juta ratusan juta hingga milyaran dibuang kelaut.


Berikut informasi mengenai Al Habib Ja’far Bin Muhammad Al Kaff, yang diperoleh dari beberapa sumber:


Habib Yusuf Ba’Abud
https://www.facebook.com/profile.php?id=100003793045778


Habib Ja’far bin Muhammad Al-Kaff aslinya dari Kudus. Rumah kediaman abah beliau di desa Dema’an Kota Kudus. Beliau lahir di Kudus. Jadi wali diangkat maqamnya oleh Allah juga di Kudus, majdubnya juga di Kudus.


Yang membimbing beliau adalah Nabiyullah Khodir Balya bin Malkan.


Ana sering (tiap Jum’at tanggal 1 bulan miladi) ikut maulid di rumah beliau, bersama Habib Hamid bin Muhammad Al-Kaff (kakak beliau), Habib Muhammad Syafiq Al-Kaff (keponakan beliau).


Beliau berpindah-pindah tempat, dari Kudus ke Semarang, Jakarta (diminta Susilo Bambang Yudhoyono untuk membantu mensukseskan pencalonan presiden tahap I).


Dan terus muter-muter antara Jakarta dan Semarang. Seakan-akan beliau asal dari Semarang.


Rumah beliau dekat dengan rumah ana. Dulu juga abah ana semasa hidup sering didatangi beliau, dan sebaliknya. Dimintai pendapat atau hanya sekedar kalam-kalam.


Zen Aljufri
https://www.facebook.com/zen.aljufri.5


Beliau adalah kecintaan Gus Dur dan Yusuf Kalla serta beberapa Kapolri, rumahnya tidak pernah sepi dari tamu, suatu hal yang unik dari beliau adalah tidak dikaruniai sifat lupa, hampir tidak pernah lupa, tamu setiap harinya tidak kurang dari 50 orang dari berbagai penjuru tanah air, tapi kalau sudah pernah menyebutkan namanya satu kali saja, meskipun tidak pernah bertemu lagi bertahun-tahun masih ingat nama orang tersebut. Bisa dibayangkan berapa ribu nama yang ada di memori kepalanya.


Saat ini lebih banyak di Jakarta dari pada di Kudus, yang tahu adalah adik kandungnya yang bernama Ahmad Alkaff


Kodrat Sugih
https://www.facebook.com/kodrat.sugih


Beliau sekarang tinggal di belakang kebon binatang Ragunan, komplek Polri, tanya aja kalo dah sampe daerah situ. ana sering ke tempat beliau diajak oleh sepupu beliau Habib Ali Alhamid. yang unik kalo masuk ke rumah beliau, kita akan melihat ayam-ayam dan burung-burung kesayangan beliau yang sangat banyak di halaman dan garasi beliau, dan yang ana liat sendiri semuanya nurut sama Habib Ja’far. Sedangkan mobil Alphard dan Mercy beliau diluar pagar rumah kehujanan dan kepanasan gak diurus.


Beliau ini yang selalu tidur di maqom Sunan Kudus dan konon ta’lim langsung dengan Sunan Kudus, berpenampilan eksentrik dengan selalu memakai kemeja lengan panjang, rambut gondrong, celana bahan, sendal jepit, kupiah hitam dan kuku jari tangan yang panjang, kehinaan dimata awam menutupi kemuliaan dan ketinggian derajat kewaliannya. Subhanallah. (https://ceritaparawali.wordpress.com)


Doa Habib Ja'far Al Kaff Untuk Indonesia




Habib Ja'far Al Kaff Ketika Membimbing Murid

Habib Jakfar Alkaff Kudus, terkenal memiliki kebiasaan jadzab (berbuat aneh). Meskipun jadzab, ternyata beliau sering  juga mernahake ( bahasa Salik nya adalah mentarbiyyah/membimbing)  para muhibbin ( pecinta)  beliau.  Salah seorang muhibbinnya dipanggil beliau dan dikasih uang.


'' Ji ... ini duit buat kamu.  Buat beli For tuner, ya?  '' Kata Habib Ja'far.
'' Njih,  bib '' Kata Pak Kaji sambil menghitung jumlah uang pemberian Habib. Totalnya cuma 400 ribu rupiah.
Melihat uang pemberiannya dihitung,  Habib Jakfar berkata ' jangan dihitung, Ji.  Harus ikhlaaas,  ''


Ini pelajaran pertama dari habib ja'far,  bahwa pemberian Allah baik berupa uang ataupun harta yang lain tidak boleh dilihat materi / barangnya.  Juga berapa jumlahnya. Tetapi lihatlah siapa gerangan Dzat yang memberinya. Yakni Allah Ta'ala . Saputangan harganya murah. Tetapi saputangan pemberian kekasih,  tidak ternilai harganya.


Beberapa waktu kemudian,  Habib Jakfar mengajak dia ke tepi laut. Beliau berkata, '' Jii ....ini duit dalam tas semua, ayoh dibuang ke lauuut. Diniati shadaqah Sir/rahasia, yaa?  Diniati shadaqah Sir  yaa?  ''


Bersama salah satu khadim/pembantu,  pak Kaji tersebut membuang lembaran - lembaran uang kelaut. Dia perkirakan tidak kurang dari 20 juta rupiah uang yang dibuang. Muhibbin itu berpikir keras apa makna perbuatan ini, serta apa konteknya dengan dirinya?


Ini pelajaran kedua untuk dirinya,  bahwa bagi seorang Arif billah, antara  uang dan tanah liat  nilainya  tidak ada bedanya . Yang membuat berbeda adalah kecintaan hati kepada salah satu dari keduanya. Jika tidak ada cinta,  ( karena yang dicinta hanyalah Allah)  emas,  uang atau yang lain tidak lagi berharga sehingga tidak layak diuber-uber apalagi dicinta.


Perbuatan membuang uang kelaut, pernah menjadi sasaran kritik Ibnul Qayyim kepada kaum Sufiyyah yang melakukannya. Karena perbuaan tersebut secara fikih dhahir hukumnya haram disebabkan tadzyi'ul maal /  mensia-siakan harta. Namun Ba'dhul Arifien Quddisa Sirruh, menjawabnya  banyak . Diantaranya :


''Kaum Sufiyyah membuang Harta ke laut, saat mereka mulai merasa hatinya tertambat dengan Harta tersebut. Dan bagi seorang Sufi haram hukumnya mencintai harta dunia, dan bahayanya cinta dunia itu lebih dahsyat dari dosanya mensia-siakan Harta.  Jika ditanya, mengapa tidak disedekahkan saja?  Dijawab bahwa, terhadap sosok Sufi seperti diri  mereka sendiri saja, mereka tidak mempercayai untuk menyerahkan 'dunia',  apalagi terhadap orang lain?  Tuhmah ( kekhawatiran)  tersebut membuat mereka terpaksa membuangnya ke laut. ''


Apa yang dilakukan Habib Ja'far juga selaras dengan hal diatas, dimana beliau ingin mengajari Muhibbinnya, supaya tidak cinta dunia. Dan beliau peraktekkan sendiri didepan matanya,  membuang uang berjuta-juta ketengah laut,  seperti berkata : '' Ji,  jangan kedunyan (cinta dunia). Duit itu bagi seorang yang ' mengerti ' , tidak ada nilainya ''


Kemudian saat akan pulang,  Habib memanggilnya kembali : '' Ji,  kamu punya tanaman dalam pot di pojok Rumah? ''

Pak Kaji menjawab :" Bener,  Bib ''
''Sampai rumah,  Cabuten ae, '' kata beliau.


Pak Kaji langsung tercenung. Bukan heran, Habib Ja'far bisa tahu dia punya tanaman itu,  karena hal-hal kasyaf model begitu sudah biasa dia jumpai dalam diri Habib Jakfar. Tetapi dia tercenung karena dia baru sadar , ini pelajaran penting untuk dirinya dari Habib,  karena beberapa waktu belakangan ini dia sangat suka merawat tanaman tersebut.


''Harganya mahal.  Saya membelinya 7 juta rupiah '' Kata Pak Kaji.


Tampaknya,  dia diajari oleh Habib ja'far: '' Ji,  ji ..... Bebaskan hatimu dari ta'alluq condong dengan tanaman berharga jutaan.  Bersihkan hatimu dari suka mobil Fortuner. Bersihkan hatimu dari kicauan Lovebird.  Bersihkan hatimu dari akik Bacanmu  . Bersihkan hatimu dari wajah Ayu istrimu dan gemesinnya anak-anakmu ...bersihkan ...bersihkan ...bersihkan .... ''

KOMENTAR