2020-02-19

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna Karya KPH Tjakraningrat

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna
Pendahuluan 

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah ini. Saat ini istilah primbon sudah makin populer tak hanya di kalangan orang Jawa.

Dalam lintasan sejarah, buku primbon ini aslinya milik Sampeyan Dalemingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono ing Ngayogyakarta. Buku Sultan Jogja ini lalu ditulis oleh Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat. Konon, bagi orang jawa, kitab ini adalah induk dari segala primbon setelah Serat Centhini. Dari kitab primbon awal Betaljemur Adammakna ini kemudian muncul beberapa turunan kitab primbon berikutnya.

Kitab primbon berikutnya ini antara lain Primbon Lukmanul Hakim Adammakna. Kitab turunan ini memuat uraian ilmu yang lebih luas, semisal ada di pembahasan yang diberi nama Beksan Lawung Trunojoyo, Beksa Srimpi Renggawati dan Srimpi Hadiwulangunbronta.

Beksa Lawung ini konon menerangkan tentang ulah ilmu asmara. Di Srimpi Renggawati diterangkan tentang ilmu batin/kawruh, asal muasal hidup, ilmu tentang keblat papat limo pancer. Dari sini terciptalah pengetahuan tentang ilmu umur panjang (kawruh) yang termuat di dalam Serat Yuswa Widada. Muncul pula Primbon Sastragending dan Pesatohan Salakirabi.

Perhitungan hari perkawinan (ijab kabul manten) berdasarkan keluarnya penganten laki dan berdasarkan perhitungan keblat papat lima pancer, sajen, sarat masrut, pengetahuan tentang asmara gama yang dibahas dalam Kama Wedha. Primbon obat-obatan yang termuat dalam pokok bahasan Triguna Usada, Rarya Usada, Jalu Usada, Wanita Usada dan juga rajah-rajah, dan jimat untuk para lelaki.

Konon dimasa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda menggunakan Kitab Primbon Betaljemur Adammakna sebagai pedoman dalam bercocok tanam perkebunan yang dikelolanya.

Sampai saat ini primbon masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa dalam perhitungan jodoh, perhitungan rejeki dan keselamatan dan berbagai penggunaan lain dalam kehidupan. Anda tertarik untuk menyelami primbon ini? Tak ada salahnya Anda pelajari lebih jauh warisan tradisi kuno dalam bentuk buku dan kitab ini.

Pengertian Betaljemur Adammakna

Betaljemur berasal dari kata Arab yaitu Baitul Ma’mur. Arti secara bahasa Baitul Ma’mur adalah “Rumah Allah yang di makmurkan”. Baitul makmur adalah bangunan yang menjadi Kiblat bagi para Malaikat di langit sebagaimana Ka’bah di Masjidil Haram (Mekah) dan Baitul Maqdis di Masjidil Aqsha (Palestina).

Baitul Makmur disebut dalam QS. At-Thur: 6-7.

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

“Dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,”

Baitul Ma’mur berada di langit ke 7 di sekitar ‘Arasy, ada juga yang mengatakan di bawah ‘Arasy. Letaknya searah dengan Ka’bah di Masjidil Haram, sehingga jika seandainya Ba’tul Ma’mur jatuh ke bumi maka ia akan menjatuhi Ka’bah.

Di riwayatkan dari rasulullah saw, beliau bersabda kepada para sahabat:

هل تدرون ما البيت المعمور؟ " قالوا‏ :‏ الله ورسوله أعلم‏. قال‏ صلى الله عليه وسلم‏:‏ " فإنه مسجد في السماء بحيال الكعبة لو خر لخر عليها‏ ,‏ يصلى فيه كل يوم سبعون ألف ملك، إذا خرجوا منه لم يعودوا آخر ما عليهم ".‏

“Tahukah kalian. Apa itu Baitul Ma’mur?”. Jawab sahabat: “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Ialah masjid di langit searah dengan Ka’bah, seandainya (Baitul Ma’mur) itu jatuh maka ia akan jatuh diatasnya (Ka’bah). Setiap harinya ada 70.000 Malaikat shalat didalamnya dan ketika mereka keluar, mereka tidak kembali lagi untuk selamanya”.

Dalam salah satu haditsnya, Nabi SAW bersabda:

" البيت المعمور منا مكة "

“Baitul Ma’mur adalah sebagaimana Ka’bah bagi kami”

Dalam hadis lain disebutkan dalam shaihain, Nabi SAW bersabda:

ثم رفع بي إلى البيت المعمور, وإذا هو يدخله كل يوم سبعون ألفاً لا يعودون إليه آخر ما عليهم» يعني يتعبدون فيه ويطوفون به كما يطوف أهل الأرض بكعبتهم, كذلك ذاك البيت المعمور هو كعبة أهل السماء السابعة, ولهذا وجد إبراهيم الخليل عليه الصلاة والسلام مسنداً ظهره إلى البيت المعمور, لأنه باني الكعبة الأرضية,

“Kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereka beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”.

Sedangkan Adammakna memiliki arti yaitu pengertian sejati tentang hakikat manusia yang membangun kesadaran jiwa. Adam juga bermakna asal usul, sebagaimana manusia adalah merupakan keturunan bani Adam.

Bani Adam di sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 9 kali. Di antaranya pada surat Yasin ayat 60. Adam di dalam al-Qur’an mempunyai pengertian manusia dengan keturunannya yang mengandung pengertian basyar, insan dan an-nas.

Kata Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia, sekaligus pemberi arah ke mana dan dalam bentuk apa aktivitas itu dilakukan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kitab Primbon Betaljemur Adammakna merupakan kitab petunjuk dari Allah Yang Maha Kuasa, yang diturunkan kepada orang yang terpilih atau pun wali. Hal ini dibuktikan dengan adanya perhitungan-perhitungan menurut para wali, diantaranya Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna.

Sekilas Tentang Kitab Primbon Betaljemur Adammakna

Dalam Primbon Kitab Betaljemur Adammakna terdapat 337 BAB yang ditulis tentang cara menghitung hari dan cara mengetahui sifat atau watak seseorang berdasarkan primbon Jawa. Untuk saat ini terdapat 2 versi bahasa pada Kitab Betaljembur Adammakna, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

Kitab Betaljemur ada 8 Jilid diantaranya:
  1. Betaljemur Adammakna (Jilid 1)
  2. Lukmanakim Adammakna (Jilid 2)
  3. Atassadur Adammakna (Jilid 3)
  4. Bektijamal Adammakna (Jilid 4)
  5. Shahdhatsaahthir Adammakna (Jilid 5)
  6. Qomarrullsyamsi Adammakna (Jilid 6)
  7. Naklassanjir Adammakna (Jilid 7)
  8. Quraisyn Adammakna (Jilid 8)



KOMENTAR