2024-05-03

Petuah Maulana Habib Luthfi Untuk Para Habaib Saat Haul Sunan Ampel


PETUAH DARI MAULANA HABIB MUHAMMAD LUTFI bin ALI bin HASYIM BIN YAHYA

Petuah ini disampaikan saat Haul Sunan Ampel, bulan Juli..

Petuah ini menyinggung sangat tegas dan keras kepada para HABAIB / SAYYID yang TIDAK / KURANG HORMAT kepada para KETURUNAN WALI 9, yang bersatu dalam wadah / marga AL-ADZMATKHAN AL-HUSAINI.

Setelah pidato pembukaan, beliau menyampaikan:

"Mbah Kanjeng Sunan Ampel, ya As-Sayyid Al-Habib Al-Imamul Kabir Al-Ghouts Al-Quthubul Aqthob ALI RAHMATULLAH Al-Adzmatkhan, yang sering kita sebut Raden AHMAD RAHMATULLAH Kanjeng Sunan Ampel ini, merupakan PENTOLAN muballigh HEBAT di Jawa ini, keturunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم."

"Beliau mendedikasikan hidup beliau (mencurahkan jiwa raga dan waktu), demi dakwah di Tanah Nusantara ini, khususnya JAWA."

"Beliau dan para tim Wali 9, adalah pendahulu kita dalam Islam di bumi ini, untuk itu, kita akan KUWALAT jika tidak hormat bahkan melupakan jasa-jasa beliau para Wali 9."

"Saya sering menyaksikan, bahwa para Habaib yang baru datang dari Hadramaut, jauh setelah Wali 9 wafat, mereka PETENTANG PETENTENG, ngandalke marga mereka."

"Kalian itu siapa..??"
"Apa jasa kalian di bumi Jawa ini..?"
"Leluhur kalian (para habaib / sayyid), datang dari Hadramaut ke negeri ini, itu Jawa sudah banyak Islamnya, dan saat itu Islam di Jawa sudah ada ratusan tahun lamanya."

"Islam di Nusantara ini, berkah perjuangan para wali Allah keturunan Rasulullah dari marga ADZMATKHAN."

"Artinya, kalian cuma nompo kepenak, tompo resik, tanpa susah payah, dakwah tinggal melanjutkan saja, karena sudah dibukakan pintu dan jalan oleh Wali 9 ADZMATKHAN, untuk kalian lewati."

"Untuk itu, saya sangat bersedih jika diantara kalian malah mencaci maki keturunan Wali 9 itu, apa lagi sampai MENGANGGAP MEREKA BUKAN DZURRIYYAH RASULULLAH."

"Kalian di sini cuma NGGANDUL BERKAHE WALI 9 dan KETURUNAN mereka."

"Jadi pesan saya, kalian para Habaib dan Sayyid dari Hadramaut, termasuk saya sendiri, JANGAN ADIGANG ADIGUNG ADIGUNO, di tanah yang BUKAN leluhur kita yang membangun."

"Kita wajib KHIDMAH, TA'DHIM, NGRUNGKEBI terhadap seluruh keturunan WALI 9 itu."
"Dan mereka masih SAUDARA TUA kita, mereka bersatu dalam marga AL-ADZMATKHAN, yang tersebar membaur dengan masyarakat asli negeri ini, bahkan ADZMATKHAN banyak yang BERSEMBUNYI.

"Berhati-hatilah kalian dalam bergaul dengan mereka, karena sekali lagi, mereka SAUDARA YANG LEBIH TUA dari kita."

"Dan leluhur mereka lebih dahulu MEMBUKAKAN PINTU RAHMAT ALLAH DI TANAH NUSANTARA INI, untuk warga asli dan juga untuk kita selaku saudara pendatang."

"Kita semua, yang BUKAN AL-ADZMATKHAN di tanah ini hanyalah NGGANDUL BAROKAHE WALI 9 dan SEDANTEN KETURUNAN WALI 9."

"Kita sangat HARAM merendahkan mereka, untuk itu kita WAJIB hormat dan andab ashor kepada mereka."

"Kalau bicara dengan mereka, gunakan UNGGAH UNGGUH JAWA yang baik dan benar, gunakan bahasa KROMO INGGIL khas Jawa."

"Kiranya itu yang dapat saya pesankan bagi kalian semua yang hadir di sini."

"Semoga bermanfaat dan kalian tancapkan dalam-dalam ke sanubari kalian, serta MENGAMALKANNYA di kehidupan kalian."

Beliau menutup pidato beliau.

KOMENTAR