Kitab Barencong - Dalam ajaran tasawuf ada beberapa bentuk zikir walaupun umpamanya berlainan antara sufi ini dan sufi itu, atau guru ini, dan guru itu, semuanya disebut zikir jua. Bagi penelitian hamba yang daif lagi hina ini, semua bentuk zikir itu baik hanya ada beda dalam sebutannya dan hurufnya. Tapi semua itu adalah zikir. Tetapi yang penting disini bukan huruf dan suara akan tetapi isinya apakah zikirnya kosong, atau isi, itulah yang menjadi nasa Allah. Dalilnya adalah: laya’ zikrullah ilallah, artinya: tiada menyebut Allah hanya Allah, inilah ainnya. Sekarang zikir yang hendak menangkap burung nuri seekor. Umpamanya kita berzikir mangata: Hu Allah, Hu Allah. Itu ibaratnya menangkap burung tertangkap ekornya.
Mengata: Allahu, Allahu, baru tertangkap bulunya saja
Mengata: Allah, Allah, tertangkap kakinya saja
Mengata: La ilaha ilallah zatullah tertangkap kepala
Mengata: La ilaha ilallah hak, tertangkap paruhnya
Mengata: La ilaha ilallah nurul hak, tertangkap dadanya.
Mengata: lahu, lahu, tertangkap lehernya
Mengata: La, La, La tertangkap sayapnya saja
Mengata: Hu, Hu, Hu tertangkap suaranya saja
Mengata: Ah, Ah, Ah tertangkap keindahannya saja.
Akhirnya: La hurufin wala sautin: baru tertangkap saikungan
Artinya: diam (Selanjutnya - Dikala Sakaratul Maut)
File pdf: